EKOSISTEM SAWAH
1. Defenisi
ekosistem sawah.
2.
Komponen
Abiotik Ekosistem Sawah
Unsur-unsur ekosistem terdiri
dari unsur komponen Abiotik yang terdiri dari habitat seperti tanah, air,
udara, materi organik, dan anorganik hasil dekomposisi mahluk hidup termasuk
cahaya matahari dan iklim. Adapun komponen abiotik ekosistem sawah adalah
sebagai berikut:
a.
Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan
yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik, tanah
memiliki sifat, tekstur, dan gangguan mineral tertentu. Tanah yang subur sangat
diperlukan oleh organisme untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan akan
tumbuh dengan baik pada tanah yang subur. Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme.
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga
berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme,
terutama tumbuhan
b.
Air
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air seluruh organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang penting karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di danau, sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier). Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu. Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan ( Elfis, 2010 ).
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air seluruh organisme tidak akan dapat hidup. Bagi tumbuhan, air mempunyai peranan yang penting karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di danau, sungai, air tanah (ground water) dan gunung es (glacier). Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu. Air merupakan faktor lingkungan yang penting, semua organisme hidup memerlukan kehadiran air ini. Perlu dipahami bahwa jumlah air di sistem bumi kita ini adalah terbatas dan dapat berubah-ubah akibat proses sirkulasinya. Pengeringan bumi sulit untuk terjadi akibat adanya siklus melalui hujan, aliran air, transpirasi dan evaporasi yang berlangsung secara terus menerus. Bagi tumbuhan air adalah penting karena dapat langsung mempengaruhi kehidupannya. Bahkan air sebagai bagian dari faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perubahan struktur dan organ tumbuhan ( Elfis, 2010 ).
Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air
dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Dialam, air dapat berbentuk padat,
misalnya es dan kristal es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. Dalam
kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar
tubuhnya mengandung air.
c.
Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas,
yaitu nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida (0,03%), dan gas-gas
lain. Nitrogen diperlukan mahluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen
digunakan makhluk untuk bernafas. Karbon dioksida diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.
d.
Cahaya matahari
Cahaya matahari adalah kebutuhan
tumbuh-tumbuhan akan cahaya matahari berkaitan pula dengan energi dan suhu
udara yang ditimbulkannya. Terdapat 4 kelompok vegetasi yang dipengaruhi oleh
suhu lingkungan panas se-panjang tahun, misalnya tumbuhan daerah tropis,
mesotermal (tumbuhan yang menyukai lingkungan yang tidak bersuhu terlalu panas
atau terlalu dingin), mikrotermal (tumbuhan di habitatnya, yaitu kelompok
vegetasi atau tumbuhan megatermal (tumbuhan menyukai habitat bersuhu yang
menyukai habitat bersuhu rendah atau dingin, misalnya tumbuhan dataran tinggi
atau habitat sub tropis) dan hekistotermal yaitu tumbuhan yang terdapat di
daerah kutub atau alpin. Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global
karena matahari menentukan suhu lingkungan. Cahaya matahari juga merupakan
unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintesis.
e.
Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang, minimal permusim atau per periode atau per tahun, dan seterusnya, sedangkan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek, misalnya harian, mingguan, bulanan dan maksimal semusim atau seperiode ( Hanafiah, 2007 ).
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang, minimal permusim atau per periode atau per tahun, dan seterusnya, sedangkan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek, misalnya harian, mingguan, bulanan dan maksimal semusim atau seperiode ( Hanafiah, 2007 ).
3.
Komponen
Biotik Ekosistem Sawah
Komponen
biotik ialah faktor yang meliputi semua mahluk hidup dibumi, baik tumbuhan
maupun hewan. Dalam ekosistem, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Berdasarkan
fungsinya komponen Biotik dibedakan atas:
a.
Produsen
Produsen merupakan organisme yang mampu membentuk makanannya sendiri dari zat-zat organik melalui proses fotosintesa dan klorofil. Organisme ini disebut autotrof karena mampu membentuk makanannya sendiri juga menyediakan kebutuhan makhluk hidup lainnya. Contoh: tumbuhan hijau (padi), rumput-rumputan, sitoplankton.
Produsen merupakan organisme yang mampu membentuk makanannya sendiri dari zat-zat organik melalui proses fotosintesa dan klorofil. Organisme ini disebut autotrof karena mampu membentuk makanannya sendiri juga menyediakan kebutuhan makhluk hidup lainnya. Contoh: tumbuhan hijau (padi), rumput-rumputan, sitoplankton.
b.
Konsumen
Konsumen adalah sekelompok makhluk hidup yang memakan produsen dan hewan lainnya. Kelompok ini tidak mampu membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik. Karena itu, ia sangat tergantung pada organisme produsen. Organisme konsumen disebut heterotrof. Pada konsumen juga terdapat tingkatan lagi. Hewan yang memakan organisme produsen disebut konsumen primer. Jenisnya terdiri dari herbivora dalam struktur trofik menduduki tingkat trofik kedua. Konsumen yang memakan herbivora disebut konsumen sekunder dan terdiri dari hewan-hewan karnivora atau omnivora. Konsumen trofik ini berada pada tingkat trofik ketiga. Contoh: belalang, burung, siput, tikus, wereng, hama wereng, ular dan lain-lain.
Konsumen adalah sekelompok makhluk hidup yang memakan produsen dan hewan lainnya. Kelompok ini tidak mampu membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik. Karena itu, ia sangat tergantung pada organisme produsen. Organisme konsumen disebut heterotrof. Pada konsumen juga terdapat tingkatan lagi. Hewan yang memakan organisme produsen disebut konsumen primer. Jenisnya terdiri dari herbivora dalam struktur trofik menduduki tingkat trofik kedua. Konsumen yang memakan herbivora disebut konsumen sekunder dan terdiri dari hewan-hewan karnivora atau omnivora. Konsumen trofik ini berada pada tingkat trofik ketiga. Contoh: belalang, burung, siput, tikus, wereng, hama wereng, ular dan lain-lain.
c.
Pengurai
Pengurai merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya yang telah mati menjadi zat-zat anorganik. Zat ini tersimpan dalam tanah dan dimanfaatkan tumbuhan sebagai bahan makanannya. Organisme pengurai adalah bakteri, cacing dan jamur ( Prasetyo, 2006 )
Pengurai merupakan organisme yang menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya yang telah mati menjadi zat-zat anorganik. Zat ini tersimpan dalam tanah dan dimanfaatkan tumbuhan sebagai bahan makanannya. Organisme pengurai adalah bakteri, cacing dan jamur ( Prasetyo, 2006 )
4. Interaksi antar Tumbuhan (Padi) dengan
Ekosistem Sawah
Dalam
komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara
komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya. Interaksi antar
komponen ekologi dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan
antar komunitas ( Aryulina, 2010 ).
a.
Interaksi Antar Organisme. Semua makhluk hidup
selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu
berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu
dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi
demikian banyak kita lihat disekitar kita. Interaksi antar organisme dapat
dikategorikan sebagai berikut:
-
Netral, adalah hubungan tidak saling mengganggu
antar organisme dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak. Contohnya: Laba-laba dengan padi.
-
Predasi, adalah hubungan antara mangsa dan
pemangsa. Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat
hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.
Contohnya: Tikus (mangsa) dan ular (pemangsa).
-
Parasitisme, adalah hubungan antar organisme
yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan
mengambil makanan dari inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya.
Contohnya: jamur (parasit) dan padi (inangnya).
-
Komensalisme, adalah merupakan hubungan antara
dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi
sumber makanan, salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak
dirugikan. Contohnya: elang dengan pohon yang ditumpanginya.
-
Mutualisme, adalah hubungan antara dua
organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Contohnya:
kumbang dengan padi.
b. Interaksi Antar Populasi.
Antara populasi yang satu dengan populasi
lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam
komunitasnya. Kompetisi merupakan interaksi antar populasi, bila antar populasi
terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan
apa yang diperlukan. Contohnya: persaingan antara populasi gulma dan padi dalam
memperebutkan unsur hara. Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu
terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung dalam komunitasnya.
Contoh interaksi antar populasi adalah sebagai berikut:
-
Alelopati merupakan interaksi antar populasi,
bila populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya
populasi lain. Contohnya: lalang yang tumbuh disekitar areal petakan padi
karena tumbuhan ini menghasilkan zat yang bersifat toksik.
-
Kompetisi merupakan interaksi antar populasi,
bila antar populasi terdapat kepentingan yang sama sehingga terjadi persaingan
untuk mendapatkan apa yang diperlukan. Contohnya: persaingan antara populasi
padi dengan populasi gulma dalam memperebutkan unsur hara.
c. Interaksi antar komunitas.
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda
di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya
komunitas flora dan fauna yang hidup di air tawar dengan komunitas flora dan
fauna yang hidup di darat.Interaksi antar komunitas cukup kompleks karena tidak
hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan ( Aryulina,
2010 ).
d. Interaksi Antar Komponen Biotik dengan
Abiotik
Dalam ekosistem, interaksi antara komponen
biotik dan abiotik mulai terjadi dari tingkat individu hingga biosfer.
Interaksi komponen biotik dengan abiotik misalnya pada penggunaan oksigen untuk
pernapasan dan penyerapan cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu
untuk fotosintesis pada tumbuhan hijau. Interaksi tersebut akan semakin
kompleks pada tingkat ekosistem dan biosfer. Interaksi antara komponen biotik
dan abiotik pada tingkat biosfer adalah interaksi yang paling kompleks. Biosfer
merupakan tempat interaksi seluruh ekosistem di bumi. Pada tingkat ekosistem,
individu atau populasi me-miliki peran yang khas dalam kaitan interaksinya
dengan lingkungan biotik dan abiotik. Kekhasan fungsi suatu individu atau
populasi dalam ekosistem disebut niche (relung). Berdasarkan peran khasnya,
suatu individu atau populasi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
-
Produsen adalah organisme yang menyususn
senyawa organik atau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari.
Organisme yang tergolong produsen meliputi organisme yang melakukan
fotosintesis, yaitu: tumbuhan hijau, beberapa jenis bakteri.
-
Konsumen adalah organisme yang tidak mampu
menyusun senyawa organik atau membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi
kebutuhan makanannya, organisme ini bergantung pada organisme lain. Hewan dan
manusia tergolong dalam kelompok sebagai konsumen.
-
Dekomposer merupakan organisme yang menguraikan
sisa-sisa organisme untuk memperoleh makanan atau bahan bahan organik yang
diperlukan. Penguraian memungkinkan zat-zat organik yang kompleks terurai
menjadi zat-zat yang lebih sederhana kemudian dapat dimanfaatkan kembali oleh
produsen. Organisme yang termasuk dekomposer adalah bakteri dan jamur.
-
Detritivor adalah organisme yang memakan
partikel-partikel organik atau detritus. Detritus merupakan hancuran jaringan
hewan atau tumbuhan. Organisme detritivor antara lain cacing tanah, siput, dan
kutu kayu.
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis parasitisme, yaitu: interaksi dua individu / populasi di mana salah satu individu untung, sedangkan simbion pasangannya rugi contohnya:
Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Simbiosis adalah bentuk interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion. Simbiosis parasitisme, yaitu: interaksi dua individu / populasi di mana salah satu individu untung, sedangkan simbion pasangannya rugi contohnya:
1.
Padi dan tikus
- Fase vegetatif
Dimana fase vegetatif tikus dapat
memutuskan batang - batang padi sehingga tampak berserakan. Tikus akan
menggigit lebih dari jumlah yang di butuhkan untuk di makan. Kerusakan akibat
serangan tikus bersifat khas, yaitu di tengah-tengah petakan sawah tampak
gundul, sedangkan bagian tepi biasanya tidak diserang. Tikus juga menyerang
bendengan persemaian dengan memakan benih- benih yang disebar, atau mencabut
tanaman – tanaman yang baru tumbuh.
- Fase generatif
Tikus- tikus akan memakan malai yang
terbentuk dan bulir-bulir padi yang mulai menguning, sehingga dapat menyebabkan
kehilangan hasil secara langsung. Kerusakan tidak akan terlihat dari jarak yang
agak jauh sampai persentase serangan mencapai 15%. Serangan tikus lebih berat
pada musim hujan dari pada musim kemarau.
2.
Burung dengan padi.
Burung- burung hama padi memakan langsung
bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan terjadinya kehilangan
hasil secara langsung. Diantara burung- burung ini , bondol hitam dan bondol
uban memegang peranan yang lebih penting. Kedua burung ini dapat menyebabkan
patahnya malai karena mereka sering hinggap secara bersama- sama padi.
3.
Keong. Hewan ini dapat menyerang tanaman padi
muda, baik di persemaian maupun bibit yang baru di pindahkan ke sawah. Dengan
kepadatan populasi sekitar 10 - 15 ekor per meter persegi , keong mas
mampu menghabiskan padi muda dalam waktu 3 hari jika air sawah dalam
keadaan tergenang dan menimbulkan kerusakan yang cukup berat bagi
daerah persawahan. Para petani juga kerap kehilangan bibit yang ditanam dan
harus menyulamnya kembali. Keong mas sangat mengganggu lahan pertanian
sehingga disebut hama unggul, karena memakan segala tanaman terutama tanaman
padi muda dan bibit.
4.
Serangga
Pada serangga- serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana, umumnya nimfa dan imago mempunyai habitat yang sama. Mereka sama-sama aktif makan dan sama- sama merusak tanaman atau dengan kata lain limfa dan imago semuanya menjadi hama. Akan tetapi, tidak demikian halnya bagi serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana.
Pada serangga- serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana, umumnya nimfa dan imago mempunyai habitat yang sama. Mereka sama-sama aktif makan dan sama- sama merusak tanaman atau dengan kata lain limfa dan imago semuanya menjadi hama. Akan tetapi, tidak demikian halnya bagi serangga hama yang mengalami metamorphosis sederhana.
5.
Dekomposer (pengurai)
Merupakan organisme yang mengurai
sisa-sisa organisme untuk memperoleh makanan atau memperoleh makanan atau
bahan organik yang di perlukan. Penguraian memungkinkan zat - zat organik yang
komplek terurai menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Kemudian dapat di
manfaatkan kembali oleh produsen. Organisme yang termasuk dekomposer adalah
bakteri dan jamur.
6.
Detrivitor
Detrivitor dalah organisme yang memakan
pertikel- partikel organik atau detritus. Detritus merupakan pancuran jaringan
hewan atau tumbuhan. Organisme detrivitor antara lain cacing tanah, siput,
keluwing, bintang laut, dan kutu kayu Wikipedia, 2018)
5. Jaring-jaring Makanan Pada Ekosistem Sawah
Suatu
organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan ling-kungan
hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat
kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik
antara unsur-unsur hayati dengan non hayati membentuk sistem ekologi yang
disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi,
dan siklus biogeokimia. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya
dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Bila
sebagian dari biomassa suatu komunitas tumbuhan dimakan. Energi itu di teruskan
ke pada suatu heterotrof, yang untuk keberadaannya bergantung pada energi
tersebut. Misalnya belalang, tumbuh dan melaksanakan seluruh kegiatannya berkat
energi yang tersimpan dalam tumbuhan yang dimakannya. Pada gilirannya,
herbivora menyediakan makanan untuk hewan karnivora. Belalang tadi dapat di
makan oleh katak. Proses pemindahan energi dari makhluk ke makhluk dapat
berlanjut. Katak dapat di makan oleh ular hitam, yang pada gilirannya dapat di
makan oleh burung elang. Lintasan konsumsi makanan seperti ini disebut rantai
makanan. Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan
melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi
mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan
rantai saprofit yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1)
Rantai pemangsa, rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau
sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora
sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora
sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora
sebagai konsumen ke-3.
2)
Rantai parasit, rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang
hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri,
dan benalu.
3)
Rantai saprofit, rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai.
Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling
berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan. Jaring
- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama
lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperti jaring-jaring. Jaring-jaring
makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu
jenis makhluk hidup lainnya. Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan
energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat
dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme
pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi
pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen.
Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
Dalam
suatu ekosistem umumnya tidak hanya terdiri dari satu rantai makanan, akan
tetapi banyak rantai makanan. Tumbuhan hijau tidak hanya dimakan oleh satu
organisme saja, tetapi dapat dimakan oleh berbagai konsumen primer. Misalnya:
padi daunnya dimakan ulat, ulat dimakan burung pipit, burung pipit dimakan
burung elang, Padi juga dimakan tikus, tikus dimakan oleh burung elang, tikus
juga dimakan ular. padi juga dimakan burung, burung pipit dimakan burung elang.
Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja
tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan. Dampak
punahnya ular pada ekosistem sawah yaitu populasi tikus meningkat sehingga
banyak petani yang gagal panen, populasi burung elang / hewan yang memakan ular
akan menurun/punah karena sudah tidak tersedia makanan bagi hewan pemakan ular
tersebut dan ekosistem menjadi terganggu (Wikipedia, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, D. 2010. Biologi
Umum. Jakarta : Erlangga.
Elfis. 2010. Ekologi
Tumbuhan. Jakarta : Erlangga
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Odum. 1993. Dasar – Dasar Ekologi Edisi Ketiga. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
Prasetyo. 2006. Bertanam Padi Sawah. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Wikipedia. 2018. Ekosistem Sawah. Diakses melalui
http://id.wikipedia.org/ (di akses tgl 2 April 2018).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar